Apa itu Logical Fallacy dan contohnya (10)

Dalam berpendapat, setiap orang tentu memiliki argumen yang berbeda, begitu juga dengan penalaran. Tapi tahukah anda bahwa ada yang disebut dengan sesat pikir atau cacat logika atau logical fallacy?. Apa itu logical fallacy dan bagaimana cara mengatasinya?
Logical Fallacy, Sesat pikir, Apa itu sesat pikir?, Jenis-jenis Logical Fallacy, Cara memenangkan perdebatan, Tips berdebat, Jenis-jenis sesat pikir, Apa itu Logical Fallacy.



Logical Fallacy
Apa itu logical fallacy? Mudahnya, sesat pikir adalah kesalahan dalam berpikir dan berargumen. Kesalahan dalam berpikir ini membuat pernyataan yang disampaikan menjadi nonsense, namun orang-orang sering tidak memperhatikannya sehingga menganggap pernyataan atau argumen itu seolah-olah benar. Hal itu disebabkan oleh penyalahgunaan bahasa dan ketidakmampuan untuk berpikir kritis, begitu juga dengan orang yang mendukungnya.


Dalam perdebatan, mengenail jenis-jenis logical fallacy tentu menjadi skill yang tak ternilai. Dengan begitu, anda tidak akan mudah terkecoh dengan argumen lawan yang sebenarnya tidak masuk akal, tetapi karena penyalahgunaan bahasa, seolah-olah argumen tersebut menjadi benar dan kebanyakan orang tidak cukup kritis untuk menemukan dimana letak salahnya. Kebanyakan orang akan berpikir "Ah, benar juga apa yang dia katakan", dengan begitu lawan debat anda dan orang yang menonton memiliki kesamaan dalam kecacatan logika, menciptakan ilusi seolah-olah anda kalah dalam beragumen. Terlebih jika dipertandingan dan anda tidak tahu mengenai ini, anda akan mudah dibuat speechless oleh lawan. Hal ini menjadi penting, kecuali dalam konteks bercanda selama anda bisa menerimanya.
Setelah ini, saya akan menjelaskan jenis-jenis logical fallacy yang umum, yang sering terjadi di masyarakat secara singkat beserta contohnya

       1. Ad Hominem
Ad Hominem berasal dari bahasa Latin dalam bahasa Inggris berarti "against the man". Sesat pikir ini menggantikan argumen logis yang seharusnya dilontarkan dengan serangan yang biasanya berupa hinaan yang ditujukan kepada lawan bicara. Biasanya yang diserang adalah pribadi, latar belakang, penampilan fisik, dan hal lain yang tidak ada hubungannya dengan argumen lawan bicara. Ketika yang diserang atau dibalas adalah argumen lawan, si pelaku Ad Hom akan menyerang pribadi lawan untuk mengalahkannya.

                    A:  "Kamu seharusnya belajar menabung dan berhenti menghambur-hamburkan uang"
                    B: "Hah, kamu orang miskin tau apa!?"
       2. Strawman Argument
Strawman berasal dari bahasa Inggris yang artinya orang-orangan sawah. Sesat pikir ini dilakukan dengan cara membuat argumen palsu yang seolah-olah dilontarkan oleh lawan bicara untuk mengalahkannya. Dengan membuat Strawman Argument, si pelaku sesat pikir akan menyerang sendiri argumen palsunya sehingga ia dianggap memenangkan perdebatan. Hal ini menjadi fatal ketika korban dari pelaku sesat pikir ini tidak memperhatikannya dan hanya mengiyakan saja.

A:  "Aku minta kuitansi pembayaranmu itu sebagai bukti
B:   "Jadi kamu ngga percaya sama aku? teman macam apa kamu!"

3.                    3. Hasty Generalization
Sesat pikir ini terjadi ketika seseorang dengan cepat menggeneralisasi atau memukul rata suatu hal atau cap, akan tetapi si pelaku hanya memiliki sedikit sampel.
               A: "Setelah memiliki 3 mantan, ternyata semua cowok sama aja!"

4.                   4. Black or White
Black or White berarti hitam putih, melambangkan pilihan yang ada. Sesat pikir ini terjadi ketika seseorang membatasi suatu hal hanya pada 2 pilihan atau 2 kemungkinan seolah-olah tidak ada pilihan yang lain. Biasanaya berbentuk pertanyaan. Pertanyaan ini bertujuan untuk menjebak lawan bicara dalam pilihan yang sulit.
A: "Pilih mana antara menyelamatkan ibumu atau kekasihmu yang terjebak dalam rumah yang terbakar?"

5.                  5. Slippery Slope
Sesat pikir yang satu ini biasanya ada di dalam lelucon. Namun, tidak jarang juga Slippery Slope digunakan dalam percakapan yang serius. Wujud dari sesat pikir jenis ini berawal dari sebuah premis atau inti permasalahan yang kecil, namun dibuat seolah-olah butterfly effect yang panjang hingga alur yang mendetail. Setelah runtutan alur yang sedemikian panjang, klimaksnya adalah hal ekstrim yang terjadi. Hal ini sering dianggap benar, namun sebenarnya ini adalah hal yang tidak masuk akal karena tidak semua tahap akan terjadi sehingga dianggap terlalu berlebihan dan termasuk salah satu jenis sesat pikir yang terjadi di masyarakat.

Jika kita kehilangan pensil, kita tidak bisa menulis, lalu nilai kita buruk, lalu kita tidak naik kelas, lalu kita berhenti sekolah lalu bla bla bla bla hingga masuk neraka. Oleh karena itu, jangan sampai kehilangan pensil

6.                 6. Circular Reasoning Argument (petitio principii)
Circular Reasoning atau logika melingkar, yaitu sebuah kekeliruan dimana pemikir memulai dengan apa yang mereka coba akhiri. Hal tersebut menyebabkan argumen yang dilontarkan hanya berputar-putar pada point yang sama, yang pada akhirnya tidak menjelaskan apapun. Simplenya, ketika alasan A digunakan pembenaran atas B dan B digunakan atas pembenaran.

A: "Obat ini mujarab karena di kemasan obat ini tertulis obat mujarab"

7.                  7. Red Herring Fallacy
 Red Herring ini dilakukan dengan cara mengalihkan topik pembicaraan dari satu isu ke isu lain untuk mengecoh lawan bicara yang ingin memberi opini.
               A: "Semua lelaki itu sama brengseknya"
               B: "Kenapa bisa begitu?
               A: "Ya memang begitu"
               B: "Bagaimana kamu mengetahuinya?
               A: "Hubungan temanku kandas kemarin, ia telah berjuang demi lelakinya namun si lelaki itu malah mengacuhkannya, tetanggaku kemarin juga bertengkar dengan suaminya dan suaminya memukulinya, dan ayahku menceraikan ibuku 5 tahun yang lalu karena wanita lain"
              B: "Tapi kamu tidak menjelaskan kenapa semua lelaki sama brengseknya"
              A: "Yasudah intinya semua lelaki itu sama brengseknya"

8.                   8. Post Hoc
Sesat pikir ini mirip dengan cocoklogy, yaitu ketika 2 peristiwa yang waktunya berdekatan dihubung-hubungkan sehingga peristiwa A seolah-olah terjadi karena peristiwa B atau sebaliknya. Logika tidak mengenal hal-hal supranatural sehingga ini termasuk dalam Logical Fallacy.

A: "Ia mengalami kecelakaan setelah menghinaku, karena menghinaku ia mengalami kecelakaan"


9.                 9. Bandwagon
Bandwagon atau simpelnya ikut-ikutan, adalah ketika pelaku memiliki pendapat yang sama dengan mayoritas sehingga si pelaku sesat pikir merasa bahwa opininya benar. Padahal, tidak ada alasan yang jelas dan logis untuk pernyataan yang dia sampaikan.
               A: "Orang-orang yang nongkrong disitu adalah berandalan"
                B: "Apa iya?, apa buktinya?"
                A: "Semua orang bilang begitu tentang mereka. Berarti itu benar"

1          10. Burden of Prood Reversal
Sesat pikir ini terjadi ketika seseorang melontarkan argumen, ketika ditanya dasar dan alasannya oleh lawan bicara, ia malah justru meminta lawan bicara itulah yang membuktikannya.

A: "Dia itu orang baik, dia tidak akan berbuat demikian
B: "Buktinya apa kalau dia orang baik?
A: "Lah, kamu bilang begitu memangnya kamu punya bukti kalau orang tersebut bukan orang baik?, tidak bisa kan? Berarti dia orang baik"

Demikian pengertian Logical Fallacy beserta jenis dan contohnya. Setelah mempelajari semua ini, kamu tidak akan stuck lagi dalam sebuah perdebatan sesat yang ujung-ujungnya membuatmu yang awalnya berada dipihak yang benar menjadi seolah-olah pihak yang salah. Jangan lupa share ke teman-temanmu bila ada yang penalarannya demikian sebagai pelajaran. Akhir kata, thanks :)

2 Komentar untuk "Apa itu Logical Fallacy dan contohnya (10)"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

adnow