Eksperimen Harlow dan Penasarannya Akan Cinta
Percobaan ini emang agak kurang dikenal namun cukup menarik buat dibahas, Harry Harlow seorang psikolog terkenal pernah merasa penasaran tentang definisi cinta.
Untuk mencari tahu artinya, dia gak mencari lewat kamus atau novel cinta karya Shakespeare atau pidi baiq, namun bereksperimen pada mahluk hidup.
Untuk mencari tahu artinya, dia gak mencari lewat kamus atau novel cinta karya Shakespeare atau pidi baiq, namun bereksperimen pada mahluk hidup.
Ia melakukan eksperimen menggunakan monyet Rhesus. Eksperimen ini tergolong kontroversial dan menuai banyak kritik. Sebab, penelitiannya bersifat menelantarkan hewan dan emang agak kasian pada psikis makhluk itu.
Harlow menangkap sejumlah monyet Rhesus pada tahun 1932. Harlow memisahkan bayi-bayi Rhesus yang baru lahir beberapa jam dari ibunya. Ia memberikan ibu pengganti kepada kedua bayi Rhesus. Ia menyediakan dua pilihan ibu pengganti kepada monyet Rhesus. Pertama, berupa kain handuk yang lembut, tetapi tanpa makanan. Kedua, ibu pengganti yang terbuat dari kawat, tetapi disertai makanan.
Ternyata, bayi monyet (Rhesus) lebih banyak menghabiskan waktu bersama kain handuk daripada kawat. Lalu bayi pergi ke kawat hanya ketika lapar. Menurut Harlow, hal ini membuktikan bahwa bayi lebih banyak membutuhkan kasih sayang daripada ibu yang hanya memberikan makanan. Menurut Harlow, bayi monyet lebih memilih kain sebagai ibu pengganti demi kenyamanan dan keamanan.
Saat kain diambil dari ruangan, efek dramatis kemudian terlihat. Si bayi monyet tidak lagi memiliki basis yang aman dan nyaman untuk mengeksplorasi ruangan.
Ia lebih sering diam, berjongkok, menjerit, bahkan menangis. Dari sini, Harlow membuktikan bahwa bayi yang tanpa ibu sedikit aneh. Ia cenderung tertutup, memiliki defisit sosial tertentu, serta lebih banyak diam. Dari sini, Harlow mengungkapkan pentingnya kasih ibu dalam perkembangan mental anak.
Menurut Harlow, kedua perbedaan psikologis bayi monyet Rhesus tersebut menunjukkan betapa kuatnya efek cinta.
Yang harlow lakukan membuat pukulan besar pada psikolog sebelumnya tidak memperhatikan cinta itu.
Sebelumnya Cinta hanya berpusat pada hubungan relasi antara ibu dan anak dalam keinginan makan,minum,atau menghindari rasa sakit, Padahal hal ini berpengaruh pada psikis dan psikologis mahluk termasuk manusia yg masih bayi
Kurangnya cinta membuat seseorang kehilangan perasaan atau kehancuran mental jangka panjang
Wow
BalasHapusKeren euy
BalasHapus