Tiga Kerajaan: Kecerdasan Zhuge Liang dan Battle of Red Cliifs

Kecerdasan Zhuge Liang dan Battle of Red Cliffs






kata kunci: Romansa Tiga Kerajaan, Kecerdasan Zhuge Liang, Kecerdasan Kongming, Zhuge Liang Meminjam anak panah Cao Cao, Battle of Red Cliifs

Latar Belakang
 Novel Tiga Kerajaan merupakan salah satu karya novel terbaik sepanjang sejarah. Novel ini menceritakan era of chaos dari Dinasti Han yang kondisinya belum stabil. Kekacauan ini berupa terpecahnya Dinasti Han menjadi 3 kerajaan, dimana seharusnya Dinasti Han dipimpin oleh seorang Kaisar dan mempimpin secara tunggal. 3 kerajaan tersebut bermusuhan satu sama lain sehingga timbulan kekacauan beratus-ratus tahun demi menyatukan kembali Dinasti Han.

Tiga Kerajaan itu ialah:
  • Cao Wei
          Cao Wei merupakan negara bagian utara, didirikan oleh Cao Pi
  • Shu Han
          Shu Han merupakan negara bagian barat daya, didirikan oleh Liu Bei
  • Dong Wu 
          Dong Wu merupakan negara bagian selatan, didirikan oleh Sun Quan

Cao Wei didirikan oleh Cao Pi, anak dari Cao Cao. Sebenarnya Wei sudah menjadi wilayah kekuasaan Cao Cao sebelumnya, dan menjadi salah satu kekuatan utama dan yang terkuat dari negara-negara lainnya. Perang tebing merah terjadi sebelum Dinasti Han mutlak terpecah menjadi 3 kerajaan.

Pihak yang terlibat dari perang ini adalah Zhou Yu (perwakilan dari Sun Quan), Liu Qi dan Liu Bei melawan Cao Cao



Awal kisah

Berbagai kemenangan ia (Cao Cao) lalui, seolah the heaven selalu berpihak padanya dengan memberikan keberuntungan yang melimpah. Namun, ibarat setelah turun hujan melimpah pastilah banjir yang merugikan muncul. Setelah kemenangan Cao Cao dalam Battle of Guandu (200 M), Zhuge Liang (Kongming) memperkirakan bahwa target Cao Cao selanjutnya ialah Wu, penguasa sungai Yang Tze. Cao Cao juga telah memerintahkan 2 penguasa provinsi untuk berpura-pura menyerah pada Wu.

Zhuge Liang sebagai penasihat kerajaan menyarankan agar Liu Bei bersekutu dengan Sun Quan. Namun, tidak disangka bahwa Lu Su sebagai perwakilan dari Wu datang duluan untuk menawarkan aliansi. Liu Bei pun mengizinkan Zhuge Liang sebagai perwakilannya untuk datang ke Wu bersama Lu Su.

Sementara itu, Wu sendiri sedang dilanda dilema apakah harus beraliansi dengan Liu Bei atau menyerah kepada Cao Cao. Para penasihat kerajaan berusaha memengaruhi Sun Quan untuk menyerah kepada Cao Cao. Mereka berdalih bahwa Liu Bei adalah pihak yang lemah, sering kalah dan mundur dalam pertempuran. Namun disamping image buruk Liu Bei tersebut, kebijaksanaan, kemurahan hati dan ketulusan Liu Bei dalam menyatukan Dinasti Han juga terkenal di seluruh China, ia juga terkenal akan panglima hebat dan setia yaitu Guan Yu (Yunchang) dan Zhang Fei (Yide) yang merupakan saudaranya sendiri, serta Zhao Yun (Zilong). Hal itulah yang menyebabkan 2 pertimbangan tadi menjadi lumayan sulit.

Disamping itu juga ada satu lagi orang yang sangat berpengaruh di Wu, yaitu sang grand commander yang bernama Zhou Yu (Gongjin). Para penasihat kerajaan dan para jendral juga berusaha memengaruhi Zhou Yu, namun dengan pengaruh yang berbeda. Jika para penasihat kerajaan menyarankan untuk menyerah, sedangkan para jendral tidak sudi untuk itu, karena dianggap merendahkan harga diri dan loyalitas mereka pada Wu.

Darisinilah kecerdasan Zhuge Liang tampak, ia seolah-olah membujuk Zhou Yu agar menyerah, sekaligus memprovokasi dia agar melakukan perlawanan. Zhuge Liang menceritakan bahwa Cao Cao memiliki fetish yang aneh, yaitu mengkoleksi istri dan selir bekas bangsawan. Jika sudah menyerah sekalipun, Cao Cao akan tetap bernafsu untuk mengambilnya. Karena Zhou Yu sangat sayang pada istrinya, ia pun naik darah dan memutuskan untuk melakukan perlawanan terhadap Cao Cao.

Zhou Yu pun semakin tertarik dengan kecerdasan Zhuge Liang. Namun semakin hari, hanya rasa iri dan dengki sajalah yang timbul di hati Zhou Yu melihat kecerdasan Zhuge Liang. Rasa iri tersebut membawa niat baru untuk berkonspirasi membunuh Zhuge Liang. Darisinilah juga awalnya rasa permusuhan secara diam-diam muncul antara pihak Sun Quan dan Liu Bei yang menyebakan keduanya tidak bulat satu rencana dan pemikiran untuk mengalahkan Cao Cao, namun juga saling menjatuhkan satu sama lain. Namun Lu Su, sebagai orang perwakilan dari Wu yang membawa Zhuge Liang sekaligus menjadikannya sebagai sahabatnya berusaha meredam amarah Zhou Yu, dan mengatakan bahwa musuh yang sebenarnya adalah Cao Cao. Cara tersebut berhasil sehingga berhasil meredam rasa iri Zhou Yu namun hanya sementara.

Pada persiapan sebelum berperang melawan Cao Cao, Zhou Yu membutuhkan 100.000 anak panah. Wu tidak punya anak panah sebanyak itu sehingga ia menyuruh Zhuge Liang untuk membawakannya 100.000 anak panah dalam 10 hari. Waktu yang sebenarnya mustahil untuk memproduksi anak panah sebanyak itu bagi pihak Liu Bei. Anak panah tersebut rencananya akan jadi panah berapi yang akan digunakan untuk menyerbu angkatan laut Cao Cao.


Kecerdasan Zhuge Liang
Dia sadar bahwa Zhou Yu sebenarnya ingin menantangnya, sehingga ia menurunkan tempo yang diberikan menjadi hanya 3 hari saja. Zhou Yu dibuat terkejut sekaligus penasaran tentang apa rencana Zhuge Liang, maka untuk memastikan ia tidak bercanda, Zhuge Liang diperintahkan untuk mengisi surat perjanjian. Tak disangka Zhuge Liang menyetujui perjanjian tersebut yang menyebakan orang-orang di ruangan tersebut ikut terkejut sekaligus heran dengan Zhuge Liang.

Setelah keluar dari ruangan tersebut, Lu Su bingung dan menanyakan rencananya. Namun Zhuge Liang belum ingin memberitahunya, ia hanya meminta tolong kepada Lu Su untuk meminjamkannya 20 kapal dengan 30 awak, masing-masing kapal tersebut diselubungi jerami dan orang-orangan sawah, juga ia memohon untuk merahasiakannya dari Zhou Yu. Lu Su pun menyetujuinya dan ia juga diajak oleh Zhuge Liang berlayar ke sungai Yang Tze, di wilayah dimana Cao Cao mempersiapkan navy miliknya.


Dan ternyata rencana Zhuge Liang
Setelah musuh terlihat, Zhuge Liang memerintahkan sang nahkoda untuk mendekat ke wilayah musuh sedikit lagi. Lu Su bingung sekaligus ketakutan, ia menanyakan kepada Zhuge Liang bahwa bukankah kapal mereka terlalu dekat, sehingga pasukan kapal Cao Cao bisa dengan mudah menyerang mereka. Mendengarkan itu Zhuge Liang tertawa dan menyuruhnya untuk melihat apa yang akan terjadi.

Dari sisi lain, Cao Cao melihat kabut yang sangat pekat menutupi kapal Wu. Ia mengira bahwa taktik ini adalah takti murahan agar pasukan lautnya menyusul kapal tersebut, sehingga kapal perang Wu bisa dengan mudah menyergapnya. Ia mengira bahwa kabut tersebut menutupi banyak kapal perang Wu dibelakangnya. Karena itu ia memerintahkan pasukannya untuk menembaki kapal Wu dengan panah, namun karena cuaca yang berkabut dan arah angin yang berlawanan arah, ia memerintahkan untuk tidak menggunakan panah berapi.

Sungguh mengejutkan, ternyata inilah yang Zhuge Liang harapkan. Ternyata anak panah tersebut tertancap pada jerami dan orang-orangan sawah. Melihat hal ini Lu Su pun tercengang dan tertawa melihat kecerdasan Zhuge Liang.

Sambil ngeteh, mereka berbincang,
Lu Su: "Brilian!, bagaimana anda bisa tahu bahwa hari ini akan terjadi kabut?"
Zhuge Liang: "Seorang jendral yang baik harus menguasai geografi, astronomi, ramalan perbintangan dan prinsip Yin Yang"


Kapal-kapal tersebut kembali dengan anak panah tertancap berjumah 130.000, lebih banyak dari yang diharapkan Zhou Yu. Melihat hal tersebut, Zhou Yu antara terkesan dan semakin iri kepada Zhuge Liang.


Perang Dimulai
Perangpun bergemuruh, pasukan dari ketiga belah pihak diatur sedemikian rupa. Untuk memperkuat moral prajurit, 2 orang pembelot suruhan Cao Cao dipenggal di depan mereka. Singkat cerita, pasukan selatan lebih menguasai dan mengenali medan dengan baik dari pasukan utara. 130.000 anak panah tersebut menjadi kunci penting kemenangan pasukan selatan, dimana rencana awal yang digunakan untuk menghabisi kapal perang Cao Cao adalah panah berapi.

Menurut Legenda
Dalam novel Tiga Kerajaan, diceritakan bahwa Zhuge Liang bersemedi dan menggunakan kesaktiannya untuk mengubah arah gerak angin dan cuaca agar memungkinkan pasukan selatan untuk menggunakan panah berapi. Hal ini karena sebelumnya, diperkirakan bahwa cuaca dan arah angin akan berpihak pada Cao Cao.

Belum ada Komentar untuk "Tiga Kerajaan: Kecerdasan Zhuge Liang dan Battle of Red Cliifs"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

adnow