Pengepungan Baghdad oleh Hulagu Khan: Akhir Keemasan Islam
Masa keemasan Islam adalah masa paling berharga bagi umat Muslim, sekaligus masa yang paling berpengaruh dalam berbagai peradaban dunia. Hal itu tidak lain karena para cendekiawan Muslim pada waktu itu banyak berperan dalam menyumbang ilmu untuk kemajuan peradaban.
Puncak kejayaan atau keemasan Islam berada pada klimaksnya di era dinasti Abbasiyah. Hal ini ditandai dengan dibangunnya House of Wisdom atau Bait al-Hikmah yang artinya Rumah Kebijaksanaan.
Namun semua hal tersebut seolah sirna ketika Hulagu Khan dari Mongol menginvasi Baghdad. Peristiwa ini dikenal sebagai Siege of Baghdad (Pengepungan Baghdad). Latar belakang dari invasi tersebut adalah dalam rangka memperluas daulat Kekhanan Ilkhanat, Kekhanan yang didirikan oleh Hulagu (cucu Ghengis Khan).
Sebelum pengepungan dimulai, Hulagu Khan menggempur beberapa daerah yaitu Lurs, Khwarezmshah, dan Bukhara. Sekte Hashashin pun berkonspirasi untuk membunuh Mongke Khan dan Kitbuqa Noyen namun gagal. Hulagu pun selanjutnya menggempur Alamut yang terkenal sebagai markasnya Syiah Ismailiyah dan sekte Hashashin. Mereka memaksa imam Ismailiyah untuk menyebarkan pesan menyerah kepada seluruh penghuni kastil Alamut. Setelah beberapa perlawanan kecil akhirnya mereka pun tunduk. Hulagu Khan memperlakukan Imam Rukn al-Din Khurshah (salah satu Imam Ismailiyah) dengan baik setelah ia menyerah. Imam Rukn al-Din Khurshah meminta Hulagu untuk membawanya mengunjungi Mongol. Ketika sampai di Mongol, Mongke Khan memaksanya menyerahkan kastil lain seperti Gerdkuh dan Lambsar. Imam Rukn al-Din Khurshah dihukum mati ketika dalam perjalanan pulang (1256 M). Setelah dirasa kondusif, Hulagu pun melanjutkan invasinya ke Baghdad pada tanggal 29 Januari 1258 M.
Dalam pengepungannya, Hulagu Khan sempat menawarkan Khalifah al-Musta'sim untuk menyerah. Dengan begitu, Khalifah dijanjikan akan diampuni dan Baghdad tidak akan diporak-porandakkan. Namun Khalifah al-Musta'sim menolak hal tersebut, diperkirakan alasan dari penolakan tersebut adalah karena beliau enggan menyerahkan Baghdad kepada orang kafir, meskipun beliau belum sempat menyiapkan pasukan perang. Ia beranggapan bahwa pihak Mongol hanya memberikan janji palsu demi mempercepat kepentingan mereka menguasai Baghdad.
Hulagu marah setelah mendengar hal tersebut dan mulai mengepung Baghdad dari berbagai sisi. Komposisi pasukan Mongol mayoritas adalah orang-orang asli Mongol, namun ada juga orang Turki dan China, serta Eropa yang merupakan bagian dari pasukan salib. Pasukan Khalifah sempat memukul mundur pasukan Mongol di awal pertempuran sampai akhirnya pasukan Mongol menghancurkan tanggul-tanggul air yang alhasil membanjiri sebagian kota. Hal tersebut membuat pasukan Khalifah menjadi lemah dan sulit bergerak sehingga banyak dari mereka yang terbunuh oleh Mongol dan tenggelam. Pada tanggal 5 Februari pasukan Mongol berhasil menembus tembok pertahanan, al-Musta'sim dipaksa untuk berunding dan menolak.
5 hari kemudian Baghdad menyerah. Pasukan Mongol menyerbu ke dalam kota pada tanggal 13 Februari dan pembantaian seisi kota pun dimulai.
Semua bangsawan petinggi Abbasiyah dibantai kecuali sang Khalifah yang dibiarkan hidup sementara. Dia disiksa secara psikis dengan menyaksikan rakyatnya dibantai dan disiksa secara fisik dengan diinjak-injak oleh kuda setelah tubuh beliau dibungkus dengan karpet karena mereka percaya akan ramalan jika darah Khalifah menetes di tangah, maka Mongol akan berakhir. Semua keluarganya dibunuh kecuali salah seorang putranya yang dibawa ke Mongol. Bangunan-bangunan seperti masjid, rumah, istana pun mulai dirusak dengan peralatan berat termasuk Perpustakaan Bait al-Hikmah. Sungguh sangat disayangkan. Setelah Bait al-Hikmah dihancurkan, buku-bukunya yang berharga itu lalu ada yang dibakar dan ada dibuang ke sungai Tigris hingga airnya menghitam selama berminggu-minggu. Kota Baghdad juga penuh dengan mayat sehingga bau busuk yang menyengat pun tak terelakkan. Hal itu membuat pasukan Mongol menarik kemahnya dari Baghdad selama beberapa waktu.
Nasib penduduk kota Baghdad sangatlah mengenaskan. Yang tersisa dari mereka hanya sedikit yaitu kumpulan orang yang ditawanan dan diperbudak. Mereka juga menderita kelaparan dan terjangkit virus yang menyebabkan ratusan nyawa kembali melayang.
Invasi Mongol berlanjut ke Dinasti Ayyubiyah. Ayyubiyah runtuh setelah pemberontakan Mamluk maka bangkitlah Dinasti Mamluk yang nantinya akan menghentikan invasi Mongol dibawah pimpinan Sultan Saifuddin Qutuz dan Baibars.
Belum ada Komentar untuk "Pengepungan Baghdad oleh Hulagu Khan: Akhir Keemasan Islam"
Posting Komentar